Melansir Human Rights Watch (18 Oktober 2017), dokumen rahasia tersebut sangat penting untuk catatan sejarah pembunuhan yang akurat dan untuk memberikan keadilan bagi kejahatan tersebut.
Rilis pada 17 Oktober 2017, oleh organisasi transparansi publik nonpemerintah Amerika Serikat, Arsip Keamanan Nasional dari 39 dokumen Kedutaan Besar AS di Jakarta menunjukkan bahwa personel diplomatik AS sepenuhnya menyadari skala dan kebiadaban pembunuhan 1965-66.
Dokumen tersebut mengungkapkan bahwa diplomat AS dan rekan Departemen Luar Negeri mereka di Washington, DC, mendokumentasikan puluhan ribu pembunuhan oleh militer, kelompok paramiliter, dan milisi Muslim yang diduga anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), dan etnis Tionghoa, serta serikat pekerja, guru, aktivis, dan seniman.
“Dokumen-dokumen yang baru dirilis ini memperjelas bahwa para pejabat AS memiliki pengetahuan rinci tentang pembunuhan massal di Indonesia pada 1965-66,” kata Phelim Kine, wakil direktur Asia.
"Pemerintah AS sekarang perlu merilis dokumen yang tersisa, tidak hanya untuk catatan sejarah dari salah satu kekejaman terburuk abad ke-20, tetapi juga sebagai langkah yang sudah lama tertunda untuk memberikan ganti rugi kepada para korban."
39 dokumen tersebut merupakan bagian dari cache hampir 30.000 halaman dokumen kedutaan yang dibuka mulai tahun 1965 hingga 1968, diproses oleh National Declassification Center, sebuah divisi dari Administrasi Arsip dan Catatan Nasional AS (NARA).
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR