"Orangtua masih di gereja, saya sama temen-temen di pinggir jalan, posisi kita lagi judi di jalan gitu lah, sama temen-temen,"
"Datang tuh satu mobil tuh, di situ tuh ada ABRI dua orang di situ,"
"Ketika kita lagi judi di situ waktu itu, mereka nanya, 'nak udha tau belum ibu kotanya negara Indonesia', gitu," ungkapnya.
Tak tahu menahu tentang ibu kota Indonesia yang baru menjadikan Timor Leste provinsinya yang ke-27, Ali yang masih kecil dan teman-temannya pun menjawab apa adanya.
"Kami bilang belum tau, 'Itu di mana?' gitu," ungkapnya.
Mendengar jawaban anak-anak polos itu, tentara Indonesia yang menghampiri Alis dan teman-temannya pun menawarkan mereka untuk ikut ke Jakarta.
"'Oh itu jakarta, mau tau ngga? Kalau mau ayo naik mobil semua', gitu," kata Alis menirukan tentara itu.
Anak-anak Timor Leste itu ikut para tentara, tanpa tahu bahwa itu adalah tempat yang jauh dari kampung halamannya. Lebih lagi, bahwa itu bisa membuat mereka terpisah dari keluarganya berpuluh-puluh tahun, bahkan selamanya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR