Aksi protes itu lantas ditanggapi oleh Matan Ruak dengan pemecatan massal terhadap mereka semua.
Mengutip Red Pepper, krisis tahun 2006 menunjukkan baik polisi maupun militer Timor Leste tidak netral secara politik, kedua lembaga tersebut terpecah-pecah karena kesetiaan daerah dan politik yang bercampur dalam jajaran, meskipun perpecahan etnis dan regional sebelumnya tidak menonjol di Timor-Leste.
Pemecatan tersebut berubah menjadi pemberontakan dan kerusuhan yang mengakibatkan sedikitnya 37 kematian dan lebih dar 150.000 orang mengungsi.
Selain itu, dalam kerusuhan ini ratusan rumah pun dibakar dan terjadi penjarahan.
Pemberontakan bersenjata ini dinamakan 'Gastao Salsinha' dengan pemimpinnya Reinado bersama rekan militernya, Mayor Augusto Araujo.
Reinado menyerang ibukota Timor Leste, Dili, menimbulkan gelombang kerusuhan besar.
Semakin diperparah dengan ikutnya geng-geng sipil bersenjata melakukan aksi kriminal, dikutip dari Tribun Manado.
Bahkan, begitu seriusnya masalah ini membuat aparat keamanan Indonesia di perbatasan dengan Timor Leste siaga penuh, jaga-jaga jika ada hal tak diinginkan terjadi.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR