"Ancaman ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 tetap kuat, karena gelombang pertama yang berkepanjangan atau wabah yang berulang dapat mendorong tindakan penanggulangan lebih lanjut," kata Sawada.
Selanjutnya, ADB memprediksi akan ada lebih dari 160 juta orang di seluruh penjuru Asia yang segera memasuki jurang kemiskinan.
Pandemi serta segala langkah yang digunakan untuk membasminya akan mendorong banyak orang ke kemiskinan absolut dan memperlebar ketimpangan di dalam industri dan negara-negara Asia, ungkap ADB.
South China Morning Post melaporkan saat ini Asia telah megalami penurunan angka kemiskinan karena PBD kawasan ini naik menjadi sepertiga dari ekonomi global.
Sayangnya, wabah corona menyebabkan ekonomi kawasan bergerak ke arah negatif sehingga pendapatan menjadi lebih kecil. Orang yang ada di garis kemiskinan merasakan dampak yang terparah, peningkatan angka kemiskinan di Asia pun tak dapat dihindarkan.
"Kami telah mengamati banyak orang jatuh ke bawah garis kemiskinan, lebih dari 160 juta orang di wilayah ini (Asia) telah berada di bawah garis kemiskinan," ungkap Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada, dikutip dari South China Morning Post.
Perhitungan Sawada ini didasarkan pada ambang kemiskinan internasional senilai $3,2 per orang per hari.
Tanpa virus corona, jumlah penduduk miskin di negara berkembang Asia diperkirakan akan terus menurun. Setidaknya data telah menunjukkan hal ini dalam dua dekade terakhir.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR