"Struktur Terubuk merupakan salah satu undeveloped discovery, dimana potensi migas di area ini pertama kali ditemukan pada tahun 1972 oleh KKKS ConocoPhillips Indonesia," kata Susana seperti dilansir dari skkmigas.go.id.
"Sudah dilakukan beberapa kali pengeboran sumur appraisal hingga tahun 2000, namun karena dinilai belum ekonomis maka tidak berlanjut ke fase pengembangan lapangan."
Susana menerangkan untuk saat ini hasil tersebut sedang dievaluasi SKK Migas untuk berlanjut ke tahapan pengembangan lapangan.
"Seperti arahan Bapak Kepala SKK Migas, kita harus mempercepat semua cadangan menjadi produksi," ucapnya.
Sumur deliniasi merupakan sumur yang dibor setelah sumur taruhan (wildcat) yang bertujuan untuk mendapatkan lebih rinci karakteristik reservoir hingga kemungkinan batas keberadaan migas.
"Dari ketiga hasil interval well testing, Sumur Deliniasi Terubuk-5 terbukti mengalirkan hidrokarbon berupa minyak dan gas," ujarnya di Jakarta (14/9).
KOMENTAR