Makanya, untuk meningkatkan TFP, tahun ini pemerintah mengeluarkan program kartu pra-kerja.
Selain itu, pembangunan infrastruktur konektivitas juga berkontribusi untuk menurunkan biaya logistik.
Pembangunan infrastruktur yang suportif bagi inovasi dan adopsi teknologi termasuk infrastruktur digital juga penting agar penggunaan teknologi yang dapat memacu produktivitas dapat terjadi di perekonomian Indonesia.
“Jadi reformasi struktural yang sedang dilakukan oleh pemerintah adalah tujuannya untuk menarik investasi yang berguna bagi peningkatan stok kapital dan memperbaiki cara kerja sehingga produktivitas meningkat,” kata Amir kepada Kontan.co.id, Senin (17/8).
Secara angka, TFP Indonesia 2018 hasil estimasi di BKF hanya sebesar 0,8%.
Jika angka ini mampu didorong menjadi 2%, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat dari zona sekitar 5% menjadi zona di atas 6%.
“Dan ini sangat mungkin, secara historis juga pernah beberapa kali diraih.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi maka Indonesia akan dapat lulus menjadi negara maju dengan lebih cepat dan terhindar dari middle income trap,” ujar Amir.
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR