"Saya tidak ada yang nyuruh, saya tutupi dengan sampah apa saja biar tidak diketahui mata-mata Belanda," ujar Ngatimin.
Aksi Ngatimin muda membuat komandan pasukan tentara Indonesia terkejut dan bertanya-tanya.
"Komandan berkata, ini tertutup semua siapa yang menutupi, ini luar biasa. Kalau tidak ditutupi ketahuan antek Belanda. Berbahaya," tutur Ngatimin.
"Lama-lama saya ketahuan, saya ditanya, kamu gak takut mati? Setiap hari lari sana lari sini di tengah baku tembak," tambahnya.
Tekat Ngatimin untuk terjun berlaga sudah sekuat baja.
"Saya berkata, ndak, pak, saya ndak takut mati saya akan membela bangsa dan negara, saya berani karena ayahku ditembak Belanda, aku marah luar biasa, belum tetangga ayah jadi mayat semua," ucap dia.
"Kalau saya mati di peperangan, saya ikhlas, saya ikhlas, saya korbankan nyawa saya," tegasnya.
Ngatimin muda lantas diberikan peran olah komandan untuk menjadi mata-mata bagi tentara Indonesia.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR