"Kami mengalami kondisi cuaca ekstrim dan situasi dimana kami merasa sangat tidak aman," kata Lital.
Mereka pun ampai bertahan dengan menerima sumbangan makanan dan mengumpulkan sayuran yang ditinggalkan di lantai pasar.
Berbagai cara mereka lakukan untuk bertahan hidup sementara permohonan suaka belum mereka dapatkan.
"Kami menjadi sukarelawan mingguan dalam proyek penghematan makanan, mengambil sumbangan buah dan sayuran dari pasar," katanya.
Pengalaman pahit yang mereka dapatkan tak berhenti di situ. Mereka pun mengalami diusir oleh polisi dari tempat mereka berkemah.
"Saya menangis dan mencoba menjelaskan bahwa saya tidak ingin menjadi tunawisma,".
Sementara itu, terusirnya mereka dari kampung halaman juga membuat keduanya terpisah dari keluarga, bahkan tidak berkomunikasi dengan mereka.
"Saya berharap saya dapat pergi dan mengunjungi mereka di Israel. Keluarga Vinas sangat mendukung, tetapi demi keselamatan mereka, kami tidak menghubungi mereka," bebernya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR