Dalam laporan hukum yang berisi 100 halaman, Dr Aljabri mengklaim dirinya menjadi sasaran karena memiliki informasi yang akan melemahkan Sang Putra Mahkota.
Mantan kepala intelijen itu adalah seorang pejabat tingkat kabinet di bawah Pangeran Mohammed bin Nayef, yang dicopot ketika bin Salman merebut kekuasaan pada 2017.
Lalu Dr Aljabri juga memberikan informasi intelijen kepada AS yang mengaitkan bin Salman dengan pembunuhan Khashoggi.
Padahal, Putra Mahkota Mohammed bin Salman membantah memerintahkan pembunuhan itu.
Dilaporkan para pembunuh menemukan lokasi Dr Aljabri dengan menggunakan spyware (alat lacar) yang terpasang di ponselnya.
Tapi untungnya para pembunuh itu ditolak di bandara di Kanada.
Ini setelah menimbulkan kecurigaan ketika mereka berpura-pura tidak mengenal satu sama lain.
Mereka mencoba masuk dengan visa turis, tetapi digagalkan ketika pejabat Kanada menemukan foto kedua pria itu bersama.
Yang artinya membuktikan bahwa mereka bepergian bersama.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR