AS Ingin Bawa China Masuk Traktat Kontrol Senjata
Hanya dalam enam bulan ke depan, yaitu 5 Februari 2021, Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) antara AS dan Rusia akan berakhir.
Opsi yang tersedia, segera memperpanjang atau menggantinya. AS memiliki sekitar 5.800 senjata nuklir, tetapi New START membatasi AS hanya untuk 1.550 yang dikerahkan pada satu waktu.
Militer Rusia menyimpan sedikit lebih besar, 6.800 rudal, tetapi mereka tunduk pada batasan yang sama sesuai perjanjian.
China, sementara itu, hanya memiliki 300 hulu ledak nuklir.
Meskipun demikian, AS bersikeras agar China terlibat dalam perjanjian kontrol senjata baru.
Pada 5 Juli, Fu Cong, kepala departemen pengawasan senjata Kementerian Luar Negeri China, mengatakan Beijing akan "dengan senang hati" bergabung dengan AS dan Rusia dalam pembicaraan semacam itu.
Syaratnya, mengurangi persenjataannya sendiri menjadi sebesar China, yang menurut Beijing kekuatan mereka tidak memiliki tujuan agresif, kecuali kekuatan pencegah.
Departemen Luar Negeri AS tampaknya menerima prospek pembicaraan, tetapi tidak untuk pengurangan senjata.
Mereka menyarankan China memulai pembicaraan dengan rekan-rekan Rusia mereka terlebih dahulu.
Namun, Duta Besar China untuk Rusia Zhang Hanhui mengecam tanggapan AS dalam komentar pada 30 Juli.
Ia mengatakan AS telah berulang kali membuat proposal tentang pengendalian senjata untuk China, Rusia, dan AS, dan mempromosikan faktor China untuk mengalihkan perhatian internasional.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR