Kisah ini, yang agaknya tidak mungkin benar-benar terjadi, adalah tentang persaingan antara kedua ahli pedang.
Persaingan itu bertujuan untuk menentukan siapa pembuat pedang yang lebih hebat itu.
Dalam sebuah versi, diceritakan bahwa masing-masing pedang buatan Masamune dan Murasama dan diletakkan di atas sungai untuk menguji kualitasnya.
Pedang Muramasa memotong semua yang bersentuhan dengan bilahnya.
Sebaliknya, pedang Masamune hanya memotong daun yang mengambang.
Muramasa merasa menang karena pedangnya lebih tajam, namun penilaian ada di tangan seorang bhikku.
Bhikkhu ini telah mengamati persaingan antara kedua ahli pedang dan memutuskan bahwa kualitas pedang Masamune lebih tinggi daripada milik Muramasa.
Menurut bhikkhu itu, pedang Muramasa adalah ciptaan yang jahat dan haus darah, karena pedang itu memotong segalanya tanpa pandang bulu.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR