Hanya dalam waktu satu tahun, sebanyak 18 tahanan ditemukan dalam kondisi tewas saat ditahan di Tacumbu - setengah dari mereka yang meninggal terlibat dalam perkelahian dan tidak ada yang mau bertanggung jawab.
Jahit mulut saat mogok makan
Banyak yang melakukan protes ekstrem dalam upaya memperbaiki kondisi dan agar kasus mereka didengar lebih cepat sehingga mereka dapat dipindahkan ke penjara lain.
Saat melakukan mogok makan, beberapa narapidana bahkan menjahit mulut mereka sehingga mereka tidak bisa dipaksa untuk makan ketika sedang melakukan aksi mogok makan yang mengerikan.
Melansir Reuters, para tahanan protes karena sistem yudisial yang sangat lamban dan persidangan mereka tidak pernah digelar sehingga mereka terus menerus ditahan tanpa adanya vonis.
Selain menjahit mulut mereka, para tahanan juga pernah melukai diri dengan memaku tangan mereka dan serangkaian tindakan mengerikan lainnya agar suara mereka didengar.
Seorang sipir bernama Artemio Vera yang bekerja di Penjara Tacumbu mengatakan,"Banyak kasus para narapidana berakhir di bawah undang-undang pembatasan, sementara yang lain sudah bisa diberikan kondisi yang lebih baik seperti tahanan rumah."
Sementara itu, diketahui bahwa di dalam penjara Tacumbu juga ada sebuah sel mewah yang membuat narapidana yang ingin ditahan di sana untuk membayar biaya lebih besar.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR