Pembom itu terbang 28 jam tanpa henti dari markasnya di Louisiana untuk berpartisipasi dalam latihan, menunjukkan kemampuan Angkatan Udara AS untuk memindahkan aset dengan cepat ke titik panas dunia.
"Serangan semacam ini menunjukkan kemampuan kita untuk menjangkau dari stasiun rumah, terbang ke mana saja di dunia dan menjalankan misi itu, dengan cepat beregenerasi dari pangkalan operasi maju dan melanjutkan operasi," papar Letnan Kolonel Christopher Duff, komandan Skuadron Bom ke-96, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
China, dalam laporan Global Times, menyebut pembawa AS tidak lebih dari macan kertas di depan pintu China.
Pemerintah Negeri Panda juga mengatakan Beijing memiliki lebih dari cukup senjata untuk mempertahankan posisinya di Laut China Selatan.
"Laut Cina Selatan sepenuhnya berada dalam jangkauan PLA, dan setiap pergerakan kapal induk AS di wilayah tersebut diawasi dengan ketat dan diarahkan oleh PLA, yang memiliki berbagai macam senjata pembawa anti-pesawat seperti DF-21D dan DF-26, yang keduanya dianggap sebagai rudal 'pembunuh kapal induk'," kata laporan Global Times.
Informasi tambahan saja, The New York Times juga menulis, penempatan kapal induk Amerika Serikat dan kekuatan serangannya sering digunakan sebagai sinyal untuk mencegah musuh.
Source | : | kontan |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR