Pasalnya para penyerang Irak kini lebih suka menyergap tentara bayaran sebagai sasaran favorit mengingat jumlahnya yang sedikit dan hanya bersenjata ringan.
Dalam sebulan, kadang sekitar 5-6 personel tentara bayaran tewas disergap pasukan perlawanan Irak.
Jika sedang apes, sejumlah tentara bayaran malah berhasil ditangkap gerilyawan, disandera, disiksa, dan kemudian dibunuh.
Para pekerja yang bukan tentara bayaran yang berasal dari Jerman, Perancis, dan Rusia akhirnya memilih pulang kampung daripada harus menghadapi keberingasan gerilyawan Irak.
Sedangkan mereka yang memilih terus bekerja minta jaminan asuransi yang nilainya menjadi sangat besar 250.000-500.000 dollar AS per orang.
Untuk mengantisipasi sergapan yang makin menjadi-jadi itu, kini para tentara bayaran dilengkapi senjata-senjata berat dan bertugas dalam tim berjumlah besar.
Jumlah kekuatan tentara bayaran di Irak bahkan merupakan yang kedua setelah pasukan koalisi.
Bedanya, tentara bayaran mendapat gaji yang lebih besar dibanding tentara reguler sekutu.
Tapi mereka tetap memiliki risiko yang sama, bertaruh nyawa di medan perang Irak yang kini justru makin kisruh keadaannya. (Agustinus Winardi)
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR