Selain itu, anggaran sebesar $9,3 miliar juga akan dialokasikan untuk penelitian dan pengembangan menjadi senjata jarak jauh berkecepatan tinggi, termasuk senjata hipersonik.
"ADF sekarang membutuhkan kemampuan pencegahan yang lebih kuat," kata PM Morrison.
Dia menuturkan kemampuan tersebut adalah menahan kekuatan dan infrastruktur musuh dari jarak jauh, sehingga membantu mencegah perang.
Sistem pengawasan bawah air dengan menggunakan sensor teknologi tinggi yang menelas biaya antara 5 miliar dollar Australia (Rp 49,7 triliun) dan 7 miliar dollar Australia (Rp 69,7 triliun) adalah salah satu belanja terbesar yang mencakup kapal selam tak berawak.
PM Morrison juga berjanji meningkatkan kemampuan ADF untuk berurusan dengan apa yang ia sebut sebagai "zona abu-abu" - aktivitas melawan kepentingan Australia yang berada di bawah ambang konflik bersenjata tradisional.
Juru bicara oposisi urusan pertahanan, Richard Marles, menyambut baik perubahan dalam strategi ini.
"Covid-19 mengubah dunia di sekitar kita, dunia tempat kita hidup," katanya.
"Partai Buruh mendukung pertahanan Australia yang kuat dalam menghadapi hal ini," tambahnya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR