Advertorial

Inilah Shoko Tendo Putri Bos Mafia Jepang Yakuza, Terlahir Sebagai Putri Mafia Ternyata Hidupnya Menderita, Sering Dijadikan 'Pemuas Nafsu' Hingga Disiksa Oleh Ayahnya Sendiri

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Wanita dengan tubuh penuh tatto yang melambangkan dirinya adalah Yakuza dia bernama Shoko Tendo, dai balik itu semua ternyata kehidupann sangat getir.
Wanita dengan tubuh penuh tatto yang melambangkan dirinya adalah Yakuza dia bernama Shoko Tendo, dai balik itu semua ternyata kehidupann sangat getir.

Intisari-online.com - Berbicara tentang Yakuza pernahkah Anda mendengar nama Shoko Tendo.

Seorang wanita dengan tatto di seluruh tubuhnya yang melambangkan dirinya adalah kelompok Yakuza.

Shoko Tendo adalah adalah anak dari Hiroyasu Tendo, bos mafia paling terkenal di Jepang, Yakuza.

Yakuza sendiri, dikenal sebagai gangster atau organisasi kriminal asal Jepang, dengan tanda khasa memiliki tato di seluruh tubuhnya.

Baca Juga: Kisah Pilu Junko Furuta, Gadis Cantik yang Diculik Geng Yakuza, Disiksa dengan Dipaksa Makan Kecoak, Diperkosa hingga Mayatnya Dibeton

Saat ini Yakuza memiliki anggota sekitar 184.000 di seluruh Jepang.

Yakuza dikenal dengan kejahatan berani, seperti pembunuhan massal, prostitusi, transaksi gelap hingga bisnis prostitusi.

Dalam geng Yakuza, istri dan anak perempuan dari penjahat ini memiliki status rendah.

Tidak memiliki kekuatan, dan seringkali digunakan ayahnya sebagai pelacur atau apapun untuk kepentingan bisnisnya sebagai Yakuza.

Baca Juga: Kisah Bung Karno Bukannya Dikawal Pasukan Khusus Ketika Kunjungi Jepang Justru di Kawal Ketat Oleh Kelompok Yakuza

Shoko Tendo adalah putri yang terlahir sebagai anak boss mafia Yakuza.

Dalam memoar yang diterbitkannya berjudul Yakuza Moon: Memoirs of Gangster's Daughter, menceritakan kehidupan menjadi anak dari seorang gangster Yakuza.

Dia menceritakan kenangan mengerikan, tinggl di lingkungan kriminal bersama ayahnya seorang Yakuza pengembaran dengan kekerasan dan darah tinggi.

Banyak detail yang ditulis oleh Shoko, membuat publik bergidik mendengarnya.

Dia menggambarkan kehidupannya dipenuhi dengan pelecehan dan pemerkosaan berkali-kali tanpa dibayar, saat remaja.

Tubuhnya selalu memar dan berdarah, dia berulang kali terbaring sendirian di kamar hotel yang gelap dan lembab tanpa ada yang membantunya.

Baca Juga: Akibat Covid-19, Keuangan Sindikat Yakuza Alami Krisis Hebat Biasanya Bisnis Narkoba dan Kekerasan, Kini Terpaksa Lakukan Pekerjaan Ini

Setelah ayah dan bawahannya mencari kepuasan darinya dia ditinggalkan begitu saja di tempat yang kotor.

Mengingat masa-masa kelam itu, Shoko sampai tidak bisa mengingat berapa kali dia dilecehkan karena sering dialaminya.

Anggota tubuhnya juga sering mengalami luka-luka hingga patah tulang, bahkan gendang telinganya rusak.

Kondisi tersebut, membut Shoko terjerumus sebagai pecandu alkohol dan narkoba.

Sementara itu, kelompok Yakuza menggunakannya untuk mabuk, memberinya obat-obatan kemudian merudapaksanya berulang kali.

"Setiap kali saya bertemu dengan pria baru, saya pikir dia akan berbeda dengan yang lain, tetapi kemudian saya masih tidak dihargai, dilecehkan dan dipelakukan dengan kasar," katanya.

Baca Juga: Tidak Banyak yang Tahu, Dulu Yakuza Dianggap Sebagai Robin Hood, Cerminan Nilai Dasar Kehidupan Masyarakat Jepang, Prosesi Penguburannya Pun Dijaga Ketat

Dia menjalani kehidupan yang getir sebagai pecandu obat-obatan hingga hampir terbunuh karena overdosis.

Namun, pada usia 19 tahun Shoko berhasil melarikan diri dari kehiduapn Yakuza.

Tatto di tubuhnya melambangkan bahwa dirinya memiliki hubungan intim dengan kelompok geng Yakuza.

Kabar terakhir yang diketahuia pada 2019, Shoko berusia 50 tahun, dia melakukan operasi plastik untuk memperbaiki luka fisiknya.

Meski demikian, Shoko mengatakan, banyak trauma psikologis bekas luka lama dari ayahnya yang kriminal tidak mudah untuk disingkirkan.

Artikel Terkait