Dia mengatakan, "Tren itu telah menciptakan kekhawatiran tentang dampak ekonomi dan tenaga kerja, dan mereka memiliki implikasi pada keamanan nasional."
"Dari pengeditan gen hingga kecerdasan buatan, kemajuan ilmiah datang dengan risiko yang melekat," katanya.
"Sangat penting bagi kita untuk tetap berada di garis depan sains untuk mengurangi risiko-risiko ini," imbuhnya.
Sementara itu, China secara aktif telah melakukan pengujian pada manusia sejak 2015 silam.
Sementara AS juga berencana baru akan melakukan pengujian serupa tahun 2018.
Laporan Indikator Sains dan Teknik NSF 2018, mengungkapkan bahwa sementara AS tetap menjadi pemimpin global dalam kegiatan sains dan teknologi.
Source | : | Daily Express |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR