Advertorial

Tak Hanya Berkonflik dengan India, Ternyata China Punya Masalah dengan Banyak Negara Asia, Diprediksi Negara Ini Bakal Jadi Musuh China Selanjutnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Negara yang dimaksud tersebut adalah Jepang, yang ternyata keduanya juga sudah lama berseteru dalam memperebutkan wilayah.
Negara yang dimaksud tersebut adalah Jepang, yang ternyata keduanya juga sudah lama berseteru dalam memperebutkan wilayah.

Intisari-online.com - Saat ini situasi di lembah Galwan sedang memanas gara-gar bentrokan antara China dan India.

Meskipun China terlibat konflik dengan India sejak lama karena memperebutkan lembah Galwan di wilayah Ladakh.

Ternyata ini hanya satu masalah kecil saja, seperti dikutip dari 24h.co.vn, Senin (22/6/20), China ternyata memiliki banyak musuh di Asia.

Tak hanya India saja ternyata, negara ini diprediksi akan menjadi musuh Tiongkok selanjutnya.

Baca Juga: Tak Sengaja Tersandung Ular Piton Raksasa dengan Perut Membesar, Petani Ini Kaget Tapi Tak Bisa Membunuh atau Mencelakai si Ular Lantaran Aturan di China Berikut Ini

Negara yang dimaksud tersebut adalah Jepang, yang ternyata keduanya juga sudah lama berseteru dalam memperebutkan wilayah.

Menurut 24h, baik Tokyo maupun Beijing keduanya mengklaim kedaulatan atas kepulauan yang tidak berpenghuni.

Jepang menyebut pulau tersebut dengan sebutan kepulauan Senkaku, sementara China menyebutnya dengan kepulauan Diaoyu.

Jepang sendiri sudah mengedalikan pulau itu sejak tahun 1972.

Baca Juga: Menyesal setelah Menikahi Kakek Berusia 73 Tahun, Model Cantik Ini Memilih Bercerai karena Takut akan Hal Ini

Ketegangan antara China dan Jepang kerap terjadi selama bertahun-tahun, dengan perebutan klaim kedua negara tersebut.

CNN memprediksi risiko ini akan menyeret keduanya dalam konflik yang meluas, dan membawa AS kedalamnya, karena AS sendiri memiliki perjanjian untuk melindungi wilayah Jepang jika diserang negara asing.

Pekan lalu, penjaga pantai Jepang mengatakan bahwa mereka melihat kapal-kapal Tiongkok beroperasi di dekat Kepulauan Senkaku/Diaoyu.

Jepang sudah melakukan upaya untuk mempertahankan pulau itu sejak April.

Pada 19 Juni, Jepang menghitung sudah ada 67 kali secara berturut-turut kehadiran kapal Tiongkok di wilayah tersebut.

Pada 17 Juni, Jepang membuat pernyataan jelas bahwa Kepulauan Senkaku berada di bawah kendalinya, menyatakan kedaulatannya sesuai dengan sejarah dan hukum internasional.

Baca Juga: Terungkap Fakta Viralnya Pemulung yang Beli Ponsel dengan Uang Receh Sekarung, Pemilik Konter Kaget hingga Lakukan Hal Mulia Ini

"Kami akan mengambil tindakan sangat serius kepada China, kami akan merespon setiap tindakannya dengan tenang dan tegas," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.

Sementara itu, menanggapi Jepang, Kementerian Luar Negeri China mengumumkan pada 19 Juni, bahwa Kepulauan Diaoyu adalah milik Tiongkok dan siap mempertahankan wilayah itu.

"Kepulauan Diaoyu dan pulau berdekatan dengannya, secara berdaulat adalah milik China, kami berhak membawa kapal dan patroli di sekitarnya demi penegakan hukum," katanya.

Global Times, surat kabar China menambah provokasi, menyebutnya sebagai ancaman serius hubungan China dan Jepang.

Ketegangan antara China dan Jepang sudah berlansung sejak 2012, menurut ahli Diaoyu memiliki arti ekonomi penting bagi Tiongkok dan Jepang.

Kepulauan itu menyimpan banyak minyak dan gas alam, terletak di dekat jalur perdagangan utama yang dekat dengan daerah penangkapan ikan tradisional.

Baca Juga: Uang Logam Kelapa Sawit Tidak Ada Apa-apanya, Nyatanya BI Pernah Terbitkan Uang Logam yang Nilainya Jauh Lebih Tinggi, Terbuat dari Emas!

William Choong, peneliti di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura, mengatakan ketegangan China dan Jepang memang terus meningkat, terlebih karena faktor sejarah.

Para Ahli di Asia Maritime Transparancy Initiative (AMTI) mengatakan skenario China untuk mengambil alih pulau itu.

Sementara Jepang bersikukuh ingin mempertahankannya, meskipun China menolak mengakui kedaulatan Jepang.

Selain itu, Indonesia juga terlibat konflik dengan China atas klaim kepulauan Natuna, dan India atas klaim lembah Galwan di wilayah Ladakh.

Artikel Terkait