Bangunan bekas gudang es tersebut menjadi pilihan terakhir karena ia tidak punya biaya untuk tinggal indekos atau mengontrak rumah.
Sebelum menikah tahun 2010, Agus mengaku berprofesi sebagai pengamen dan tinggal di bangunan bekas gudang es tersebut.
"Dulunya saya pengamen di daerah sekitar sini. Jadi setiap hari saya tidur di sini. Jadi saya tahu lokasi ini karena dulunya pernah di sini," kata Agus.
Agus berusaha mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari dengan membuka jasa tambal ban tak jauh dari tempat tinggal tepatnya di Jalan Profesor Dokter Soeharso. Tapi, usahanya itu tidak berjalan dengan lama.
Setelah itu, Agus mendapat tawaran kerja di tempat angkringan atau wedangan. Setiap hari Agus berangkat mulai pukul 14.30 WIB dan pulang pukul 00.00 WIB.
"Setiap hari saya dapat upah Rp 60.000. Tapi, uangnya diberikan setiap satu minggu sekali. Uang itu saya buat beli makan dan biaya hidup keluarga sehari-hari," tutur dia.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR