Advertorial
Intisari-online.com - Paul Le Roux namanya, pria 47 tahun iniditangkap oleh Administrasi Penegakan Narkoba AS pada tahun 2012.
Sesuai penangkapannya, awalnya Le Roux dinyatakan bersalah karena kasus penyelundupan narkoba dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.
Faktanya, kejahatan yang dilakukan oleh Le Roux ternyata sangat luar biasa dan digambarkan, mirip dengan kejahatan pada film James Bond.
Melansir Daily Star pada Sabtu (13/6/20), Hakim Ronnie Abrahams, mengatakan Le Roux memiliki skala kejahatan yang menakjubkan.
Le Roux ternyata tidak hanya terlibat dalam penyelundupan narkoba, namun serangkaian kejahatan kelas dunia yang sudah terorganisir.
Le Roux memimpin tentara bayaran yang melakukan tugas pembunuhan, pemukulan, penembakan, dan pemboman.
Selain itu yang tak kalah mengejutkannya lagi adalah, Le Roux membantu Iran dalam pengembangan sistem senjata.
Melalui teleconference, Hakim Ronnie Abrahams yang mengadilinya mengatakan, "Saya baru melihat seseorang yang melakukan kejahatan mirip dengan di film James Bond."
"Dia mengoperasikan tentara bayaran, dengan tugas pembunuhan, pemukulan, penembakan dan pemboman," katanya.
"Dia juga menjalankan program penelitian dan pengembangan senjata untuk pemerintah Iran,"Jelasnya.
"Dia berusaha mendapatkan rudal darat-ke-udara, dan merencanakan kudeta di Seyhelles," tambahnya.
"Jika Le Roux memiliki situasi dia bisa menyuap atau membunuh, dia akan menggunakan 200 orang bersenjata dengan dan menjadi panglima perang di Somalia," terangnya.
Le Roux adalah seorang pria yang lahir di Zimbabwe, memulai usaha kriminalnya pada tahun 2000-an, sambil bekerja sebagai pembuat kode dengan perangkat lunak.
Dia pindah ke perdagangan senjata dan bekerja dengan rezim seperti pemerintah Iran yang menugaskan 2010 untuk mengumpulkan tim dan insiyur untuk mengembangkan senjata.
Penjahat itu telah menyuap pejabat negara di China, Filipina, dan beberapa negara Afrika, untuk memuluskan bisnisnya serta lolos dari pidana.
Pada Jumat (12/6) Le Roux mengatakan, dia menyesal dengan perbuatannya dan hakim mengatakan bahwa dia memiliki masalah kesehatan mental.
Le Roux mengatakan,"saya tidur satu atau dua jam, kemudian saya memikirkan tentang kejahatan mengerikan sepanjang waktu."
"Aku tidak punya kata-kata untuk menggambarkan perilakuku, aku meminta maaf pada keluarga dan korban," katanya.
Le Roux kini menghadapi ekstradisi ke Filipina atas kejahatannya selama ini.
Dia didakwa dengan pembunuhan yang dilakukan oleh tim pembunuh bayarannya di negara itu.
Sementara itu, tidak dijelaskan apakah Le Roux akan mendapatkan tambahan tuntutan atas kejahatannya selama ini.