Nabeelah pun menceritakan bahwa ia dan anak-anak June kadang minum teh bersama saat mereka mengunjungi rumah itu.
Hingga suatu hari kenyataan pahit itu muncul ke permukaan, saat adik Nabeelah menunjukkan sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Akhir tahun lalu, saudara perempuan saya menyerahkan teleponnya kepada saya dan berkata, "Apakah Anda melihat ini?" Seperti banyak saudari, kami selalu menunjukkan hal-hal lucu atau menarik yang kami temui secara online, jadi saya tidak memikirkannya," Nabeelah menceritakan.
"Tetapi ketika dia menyerahkan teleponnya dan saya melihat apa yang ada di layar, saya tidak bisa menyembunyikan keterkejutan saya," sambungnya.
Rupanya, putra June telah memosting beberapa curhatan di halaman Facebooknya tentang pria muda Asia, komunitas imigran dan pengungsi.
Nabeelah tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya, namun ketika terus membaca postingan itu, makin dilihatnya kenyataan pahit.
"Saya tidak bisa mempercayainya. Saya menggulir dan menggulir berpikir bahwa mata saya pasti telah menipu saya. Tetapi semakin memburuk semakin saya membaca.
"Semua kefanatikannya ada di sana, tanpa malu-malu dipajang untuk seluruh dunia - termasuk saudara perempuan saya - untuk dilihat. Ada empedu Islamofobik, rasisme, diskriminasi terhadap berbagai kelompok minoritas dan juga ketidaktahuan," ungkap Nabeelah.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR