Advertorial
Intisari-Online.com - Kabar duka datang dari dunia musik tanah air.
Penyanyi legenda campursari Didi Kempot meninggal dunia.
Penyanyi yang mendapat julukan Godfather of Broken Heart tersebut meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020) sebagaimana dilansir Tribunnews.
Didi Kempot meninggal dunia pada 07.30 WIB.
Kakak kandung Didi Kempot, Lilik mengonfirmasi hal tersebut.
Lilik menyebut, Didi Kempot tak menderita penyakit apa pun.
Pria bernama asli Didi Prasetyo ini meninggal secara mendadak.
Didi awalnya mengeluh panas.
Didi sempat dilarikan ke rumah sakit.
Lilik mengatakan, Didi sebelumnya sempat menyetir dan beraktivitas lainnya.
Lilik tak menampik, aktivitas Didi Kempot akhir-akhir ini memang padat.
Hingga berita ini diturunkan belum ada informasi kapan dan di mana Didi Kempot akan dimakamkan.
Didi Kempot sebelumnya dilarikan ke RS Kasih Ibu Solo.
Liik menduga sang kakak kelelahan.
Terlepas dari berita duka di atas, faktanya, terlalu banyak bekerja memang akan membuat tubuh menjadi kelelahan parah.
Kondisi ini selanjutnya bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis, bunuh diri, serangan jantung, hingga kanker bisa terjadi ketika seseorang kelelahan karena bekerja.
Sedangkan gangguan fungsi kekebalan tubuh adalah masalah kesehatan utama akibat terlalu banyak bekerja.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine menggambarkan hubungan dari jam kerja seseorang dalam seminggu dan risiko serangan jantung.
Orang yang bekerja 55 jam seminggu, 16% lebih mungkin meningkatkan risiko serangan jantung bila dibandingkan dengan mereka yang bekerja 45 jam seminggu.
Sementara mereka yang bekerja 65 jam seminggu melihat risiko mereka meningkat sebesar 33%.
Hal ini didukung oleh laporan dari NCBI, kelelahan berlebihan bisa menjadi sebab kematian mendadak yang dikaitkan dengan rasa tegang yang berkepanjangan selama bekerja atau penyakit jantung.
Lalu, sebuah studi yang diterbitkan pada 2014 oleh jurnal Psychosomatic Medicine mengatakan mereka yang memiliki jenis pekerjaan tinggi memiliki peluang 45% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan mereka yang memiliki jenis pekerjaan yang rendah. (*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari