Uang itu hanya dipakai untuk biaya sekolah anak bungsu.
"Kalau untuk makan dan lain-lain, saya nyari sendiri. Dulu ketika saya masih jadi pembantu, saya punya penghasilan."
"Bahkan ketika stroke, saya sempat masih kerja. Meskipun beberapa bulan ini sudah tidak bekerja," kata Triyata.
Triyata masih bisa berjalan meskipun pelan, dengan cara berbicara yang tersendat karena serangan stroke tersebut.
Di sisi lain, dia harus melunasi utangnya kepada sejumlah 'bank tithil' atau koperasi simpan pinjam yang menerapkan pembayaran setiap minggu.
Triyata mengaku terpaksa meminjam utang di 'bank tithil' itu karena untuk kebutuhan hidup, membiayai biaya kontrol mata sang anak, juga melunasi cicilan kredit milik anaknya di sebuah bank.
Beberapa bulan terakhir hidupnya semakin susah.
Karenanya, dia tidak membayar iuran BPJS Kesehatan mandirinya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR