Kurangnya curah hujan dikombinasikan dengan lingkungan yang terlalu dieksploitasi mungkin telah menyebabkan kekurangan pangan.
Metode irigasi orang-orang Chaco pun tak mampu mengatasi kekeringan yang berkepanjangan. Tekanan dari kaum Chaco dan pendatang-pendatang baru lambat laun menyebabkan disintegrasi sosial yang menyebabkan kepunahan peradaban bangsa Pueblo.
Pertama kali didirikan pada abad ke-9, Angkor Wat pernah menjadi pusat praindustri terbesar di dunia. Sebagai kebanggaan dan lambang kekuasaan Kekaisaran Khmer, kota ini terkenal dengan kekayaan yang melimpah, warisan seni dan arsitektur yang mewah, jaringan saluran air yang canggih, serta waduk yang dioptimalkan untuk menyimpan air hujan untuk musim kemarau.
Namun, pada abad ke-15, kota menakjubkan ini dipenuhi limbah akibat eksploitasi lingkungan berlebih dan krisis air yang disebabkan oleh fluktuasi iklim.
Seperti yang dikatakan ilmuwan Mary Beth Day kepada Live Science, “Angkor dapat menjadi contoh bahwa teknologi tak selalu cukup untuk mencegah keruntuhan peradaban selama masa-masa yang tak stabil.”
Angkor memiliki infrastruktur pengelolaan air yang sangat canggih, tetapi keberadaan teknologi ini tak cukup mencegah keruntuhan peradaban dalam menghadapi kondisi lingkungan yang ekstrim.
KOMENTAR