Namun, di antara cerita-cerita fantastis tersebut, terselip kekejaman terhadap duyung yang bisa membuat bulu kuduk berdiri.
Untuk memburu seekor duyung, Munsa perlu menombak tiga kali.
Setelah mata tombak pertama masuk dan tidak akan keluar lagi, tombak kedua dan ketiga pun ditancapkan.
Kemudian, duyung yang masih hidup ditali pada jarak 200 meter ke kapal dan diseret di lautan.
“Harus hati-hati. Kalau perahu sudah miring, kebalik sudah,” ujarnya.
Dia pun secara khusus memilih duyung yang sudah dewasa karena memiliki lebih banyak gigi dan daging untuk dijual.
Johar, putra bungsunya yang kini juga berburu duyung berkata bahwa duyung pertama yang keluar dari air masih kecil.
“Kalau mau tombak, tombak yang kedua atau yang belakang. Itu yang besar,” imbuh Munsa.
Munsa tak lagi berburu duyung sejak berjanji dengan pemerintah beberapa tahun lalu.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR