Intisari-online.com - Di mata awam, sosok mereka bagaikan Superman. Tak pernah lengah, apalagi kalah.
Gesit bagai tupai, mengendap seperti kucing, berotot kawat dan bertulang besi. Itulah anggota pasukan khusus.
Film dan novel boleh jadi mengambil peran dalam membentuk citra itu. Dalam film atau novel, pasukan khusus memang ditampilkan seperti kumpulan manusia setengah dewa.
Dengan hanya berkekuatan enam orang, misalnya, mereka bisa merebut satu daerah yang dijaga satu batalion.
BACA JUGA: Denjaka, Pasukan Khusus TNI AL yang Misterius dan Sering Bikin Gentar Navy Seal AS
Di lain kisah, mereka mampu menyusup ke barak militer musuh dan menyelamatkan re-
kannya yang ditawan. Meski tak sedramatis di film atau novel, kiprah pasukan khusus memang lebih seru ketimbang pasukan biasa.
Mampu berbicara minimal dua, ada yang sampai lima bahasa, pasukan khusus selalu beraksi penuh rahasia dan memiliki dampak politis yang besar.
Karena kerahasiaan misi yang diembannya, timbul kesan pasukan khusus bergerak bagai bayangan.
Dan cerita komplet operasi yang dijalankan serta wajah anggota pasukan khusus jarang muncul di media massa. Itulah yang menyebabkan bumbu-bumbu cerita tumbuh subur di sekeliling mereka.
Green Baret
Pasukan khusus AD AS ini dirancang dan dibentuk pada 1940-an.
Gagasannya berasal dari PD II. Waktu itu pasukan Sekutu mengalami kekalahan di Eropa dan Filipina. Tapi ada beberapa kelompok yang masih bertahan di sejumlah kantung di daerah musuh.
Pasukan-pasukan itu kemu-dian dimanfaatkan AD AS dan AD Inggris untuk menggedor pertahanan musuh.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR