Baca juga:Berseteru Sejak 1950, Korea Utara dan Korea Selatan Siapkan Acara Resmi untuk Akhiri Perang
Di tingkat teratas hotel yang kelihatan cukup mewah itu terdapat restoran berputar. Namun ketika malam hari kami mengun-junginya, ternyata sepi. Selain kami, cuma ada dua tamu lain. Walhasil, restoran pun tidak "diputar".
Selain itu pada lantai dasar ada kasino kecil yang dibuka malam had, entah siang hari. Di hotel itu juga tersedia tempat pemandangan terbuka, lapangan golf seluas 9.000 m2 dan ruangan pesta berkapasitas 850 orang.
Pokoknya semua terlihat "wah". Hanya saja selama kami berada di sana tidak banyak pengunjung yang kami jumpai. Kami makan pagi tersendiri di meja panjang dan makanandisajikan oleh pelayan.
Semua tampak serba sederhana, tetapi kopi susunya lezat sekali. Selama di Korea Utara, kami ditemani dua pemandu yang fasih berbahasa Inggris. Kami memang dipesan untuk tidak keluar hotel tanpa pemandu.
Bukan apa-apa, mereka hanya khawatir kami tersesat karena kendala bahasa. Orang asing yang kami jumpai selama di sana hanyalah sekelompok orang Eropa, yang tergabungdalam tim pembantu pertanian.
Sekolah gratis
Keesokan harinya kami ke Pan Mun Jom melewati kota Kaesong, yang jaraknya hanya 8 km dari batas demarkasi militer itu. Pada zaman Dinasti Koryo, kota ini pernah menjadi ibu kota Korea. Di sana terdapat kompleks industri Kaesong, sebuah kawasan industri eksklusif yang didirikan oleh Hyundai Asian.
Lebih kurang 10.000 pekerja menggantungkan hidupnya di sana. Pinggiran jalan rayanya pun begitu cantik, penuh ditanami tumbuhan bunga pendek berwarna kuning. Untuk memasuki kompleks Pan Mun Jom, kami harus berbaris.
Di dalam kompleks itu terdapat ruang penandatangan Armistice Agreement, perjanjian gencatan senjata antara dua Korea yang ditandatangani pada 27 Juli 1953, dan ruang konferensi Military Armistice Commission.
Baca juga: Janggal, Satu Liang Makam Prasejarah Misterius Ini Berisi Tiga Tubuh
Kami juga masuk ke ruangan perbatasan yang mempunyai pintu, ke sisi Korea Selatan dan ke sisi Utara. Dalam perjalanan keliling kami melewati antara lain papan dengan tulisan Presiden Kim II Sung (1912 - 1994) yang meninggal di kantornya sehari setelah menandatangani naskah tersebut.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR