Artinya, kelelawar dapat membawa patogen atau penyakit dalam jumlah yang besar.
Saat mereka terbang, aktivitas tubuh mereka menyebabkan kondisi mereka mencapai suhu tubuh yang tinggi, seperti demam.
Kondisi tersebut terjadi setidaknya dua kali sehari untuk kelelawar.
Oleh sebab itu, patogen seperti virus yang telah berevolusi di kelelawar telah beradaptasi dengan suhu tubuh yang tinggi seperti itu.
Hal tersebut membuat Andrew Cunningham, pakar epidemiologi kehidupan liar di London khawatir ketika penyakit yang ada di kelelawar pindah ke spesies lain.
Contohnya di manusia, demam adalah mekanisme pertahanan tubuh berupa suhu tubuh meningkat untuk membunuh virus.
Namun jika virus tersebut sudah terbiasa berada di tubuh kelelawar yang selalu panas, maka mekanisme demam di manusia mungkin tidak berdampak apa-apa untuk virus tersebut.
Lalu, mengapa terdapat loncatan inang dari hewan liar ke manusia?
Baca Juga: Kekhawatiran Baru China, Jumlah Kasus Virus Corona Tanpa Gejala Meningkat
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR