Advertorial
Intisari-Online.com - Penyebaran virus corona membawa dampak pada berbagai lini kehidupan, salah satunyatelah memukul perekonomian Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters pada Minggu (5/4), Ekonomi AS memangkas 701.000 pekerjaan pada Maret lalu.
Hal ini mengakhiri 113 bulan berturut-turut dari pertumbuhan lapangan kerja.
Kehilangan pekerjaan ini juga didorong oleh penurunan gaji karyawan.
Seiring dengan langkah-langkah ketat untuk mengendalikan wabah virus corona.
Berbagai perusahaan baru saja menutup bisnis dan pabrik.
Hal ini bakal turut mengawali resesi sedang berlangsung.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat tidak sepenuhnya mencerminkan pembantaian ekonomi yang ditimbulkan oleh virus yang sangat menular itu.
Pemerintah telah mensurvei bisnis dan rumah tangga untuk laporan tersebut pada pertengahan Maret.
Tepat sebelum lockdown diterapkan dan membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan.
William Beach, komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Departemen Tenaga Kerja AS mengakui hal ini dalam sebuah pernyataan dan juga mencatat bahwa pengumpulan data untuk laporan ketenagakerjaan terkena dampak buruk oleh virus corona.
“Kami masih bisa mendapatkan perkiraan dari dua survei kami yang memenuhi standar BLS untuk akurasi dan keandalan,” ujar Beach
Selain itu, sebanyak 459.000 orang kehilangan pekerjaan di industri hiburan dan perhotelan, terutama di layanan makanan dan tempat minum.
Ada juga penurunan dalam perawatan kesehatan dan bantuan sosial, layanan profesional dan bisnis, perdagangan ritel, manufaktur dan penggajian konstruksi.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan gaji pekerja non petani turun bagi 100.000 pekerjaan bulan lalu.
Menambah sengatan pada laporan, ekonomi menciptakan 57.000 lebih sedikit pekerjaan pada Januari dan Februari dari yang dilaporkan sebelumnya.
Maizal Walfajri
Artikel ini pernah tayang di Kontan.id dengan judul "Terdampak virus corona 701.000 karyawan di AS kena PHK"