Advertorial

Beda Pendapat, BIN Prediksi Puncak Pandemi Virus Corona pada Juli dengan 106.000 Kasus, Tapi Menteri Luhut Sebut Akan Mereda di Akhir April Karena Hal Ini

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Per Minggu (5/4/2020), jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia mencapai 2.273 kasus.

Dengan catatan, 198 orang meninggal dunia dan 164 lainnya dinyatakan sembuh.

Tercatat, angka kasus virus corona di dunia sudah mencapai 1,3 juta kasus dan tidak tahu kapan ini akan selesai.

Melihat hal ini,Badan Intelijen Negara (BIN) memperkirakan puncakpenyebaran virus coronadi Indonesia akan terjadi dalam waktu cepat.

Baca Juga: Sudah 8,5 Juta Pelanggan Berhasil Klaim, Ini 5 Cara Dapatkan Token Listrik Gratis, Anda Sudah?

Hal tersebut disampaikan olehKetua Gugus Tugas Percepatan PenangananCovid-19Doni Monardodalam rapat virtual dengan Komisi IX DPR, Jakarta pada Kamis (2/4/2020).

"Puncaknya akhir Juni atau akhir Juli 2020," kata Doni.

Artinya, prediksi tersebut 99 persen akurat.

Baca Juga: Berbanding Terbalik dengan Kehidupan Rakyatnya yang Miskin, Ini Daftar Kekayaan Kim Jong Un, Ada Hotel dengan 105 Lantai dan Warisan 1.000 Pesawat

Kemudian pada akhir April sejumlah 27.307 kasus, di akhir Mei sebanyak 95.451 kasus.

Lalu, di akhir Juni sebanyak 105.765 kasus, dan akhir Juli atau puncaknya sejumlah 106.287 kasus.

Doni memaparkan, ada 50 kabupaten atau kota prioritas dari 100 kabupaten yang ada di Indonesia, memiliki tingkat risiko tinggi penyebaran virus corona dan 49 persen berada di Pulau Jawa.

Kemudian, terdapat 10 provinsi yang mengalami kekurangan fasilitas kesehatan dalam penanggulangan corona.

Di antaranya, Jawa Barat, DIY, Sulawesi Selatan, Bali, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Papua, Aceh, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Prediksi hasil kajian BIN tersebut, kata Doni, bisa saja tidak terjadi bila berbagai langkah pencegahan dilakukan semua pihak.

“Kalau bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, mudah-mudahan kasus yang terjadi tidak seperti apa yang diprediksi,” ucap Doni.

Prediksi MenteriLuhut Binsar Panjaitan

SementaraMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik IndonesiaLuhut Binsar Panjaitan mengatakan sebaliknya.

Baca Juga: Laporkan 0 Kasus Baru dan 0 Kematian, Ini Cara Pemerintah Vietnam Lawan Virus Corona, Bisa Jadi Contoh Buat Indonesia

Dilansir dari wartakota.tribunnews.com pada Minggu (5/4/2020),pandemi virus coronaakan mereda mulai April 2020 ini.

Pernyataan tersebut diajelaskan di kanal YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dengan topik 'Menko Luhut Menjawab: Mudik 2020' pada Selasa (31/3/2020).

Menurutnya, alasan wabahCovid-19akan mereda di bulan April karenaIndonesiaakan memasuki musim panas.

Sementara virus corona tidak bertahan lama dengan panasnya sinar matahari.

"SebenarnyaIndonesiaitu diuntungkan dari hasil penelitian, dengan temperatur yang tinggi April mulai masuk ini," kata Luhut.

"Terus kemudian humidity (kelembaban udara) yang tinggi itu membuat virus Covid-109 sebenarnya relatif lebih lemah daripada di tempat lain,”jelas Luhut.

Baca Juga: Ketika Kim Jong Un Siap Pencet Tombol Nuklir yang Ada di Bawah Mejanya, Donald Trump: Tombol Nuklir Saya Lebih Besar!

Namun, perlu diingat meredam virus corona harus didukung dengan bisa mematuhi kebijakan pemerintah yang telah digaungkan.

Sepertimelakukan social distancing atau jaga jarak itu dengan baik, tidak mudik, dan tidak berkumpul di tempat ramai.

Terakhir,Luhut menjelaskan bahwa memang perlunya kesadaran dari seseorang di tengahpandemi Covid-19ini.

Karena semua itu demi kebaikan dan kesehatan sesama yang ada di sekitar kita.

"Kalau tidak ada kesadaran itu, langsung tidak langsung sudah membantu jumlah orang yang sakit dan meninggal itu bertambah."

"Jadi, kita masing-masing perlu sadar dan jangan cepat berkomentar yang tambah membuat keadaan sulit," tutupnya.

(Artikel ini telah tayang diWartakotalivedengan judul "Prediksi BIN Soal Wabah Corona 99 Persen Akurat pada Maret 2020, Puncaknya Juli, 106.000 Kasus?")

Baca Juga: Demi Rawat Jasad Ayah dan Kakeknya, Kim Jong Un Minta Uang Sebesar Rp5,6 Miliar ke Rakyat Korut, 'Sungguh Ide yang Menggelikan'

Artikel Terkait