Staf rumah sakit sampai putus asa menghadapi peningkatan tajam tersebut.
Demi menampung korban, New York Bellevue Hospital Centre menciptakan kamar mayat darurat meggunakan tenda pendingin.
Menurut CNN, staf rumah sakit yang kewalahan membagikan kisahnya melalui akun media sosialnya.
Dia mengatakan, "Aku belum tidur, pikiranku tidak mau berhenti. Aku menangis di kamar mandi saat istirahat, ketika aku melepas APD aku mendapati diriku yang berkeringat, menutupi lekukan wajahku."
"Aku menangis sepanjang malam, sepanjang perjalanan pulang," curhat perawat itu.
Perawat yang tak disebutkan namanya itu menggambarkan kondisi pasien corona yang selalu batuk, berkeringat, demam, dan memiliki ekspresi ketakutan di wajahnya.
Source | : | The Guardian,CNN,tribunnew.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR