Advertorial
Intisari-Online.com - Ketika pandemi virus corona (Covid-19) merebak, salah satu cara untuk mencegahnya adalah tidak melakukan kontak dengan pasien yang positif.
Caranya?
Tentu saja dengan menjaga jarak.
Namun faktanya, pandemi virus coronamasih belum berakhir.
Baca Juga: 'Untuk Bertempur, Kami Butuh APD Agar Nantinya Kami Tidak Mati Konyol'
Bahkan, jumlah kasus positif terpapar virus yang bermula menyebar di Wuhan, China ini terus bertambah setiap harinya.
Lebih dari 190 negara melaporkan penemuan kasus penyakit Covid-19, di mana virus yang menyerang pernapasan ini telah menewaskan ribuan orang di berbagai belahan dunia.
Sejumlah cara dalam upaya menekan penyebaran virus pun terus digalakkan, termasuk menerapkan jarak tertentu saat bertemu dengan orang lain.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya menyebut pemberian jarak ini sebagai social distancing.
Namun, sejak Jumat (20/3/2020) lalu, WHO mengganti frasa social distancing menjadi physical distancing.
Alasannya, penggantian frasa ini untuk mengklarifikasi bahwa terdapat perintah tetap tinggal di rumah guna mencegah penyebaran corona virus.
Kendati begitu, hal ini tidak berarti bahwa seseorang memutus kontak dengan orang lain secara sosial.
Penggunaan frasa physical distancing diharapkan dapat memperjelas imbauan WHO, yaitu menjaga jarak fisik untuk memastikan penyakit tidak menyebar.
Dalam informasi resmi yang dikeluarkan WHO, alasan penggantian frasa dari social distancing menjadi physical distancingyakni karena WHO bertujuan setiap orang tetap dapat terkoneksi.
Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Dr Maria Van Kerkhove mengatakan, menjaga jarak fisik dari orang sehingga dapat mencegah virus agar tidak berpindah ke orang lain menjadi hal sangat penting.
Namun, ini tidak berarti bahwa secara sosial harus memutuskan hubungan dari orang yang dicintai atau dari keluarga.
Menurut Maria, teknologi saat ini sudah sangat maju, sehingga orang dapat tetap terhubung dengan banyak cara tanpa benar-benar secara fisik berada di ruangan yang sama.
"Kami berubah untuk mengatakan jarak fisik dan itu sengaja karena kami inginkan orang untuk tetap terhubung," kata dia.
Salah satu cara melakukan itu dapat melalui internet atau berbagai media sosial agar tetap terhubung karena kesehatan mental seseorang sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Pemerhati Bahasa Indonesia Ivan Lanin juga turut membagikan informasi ini melalui akun resmi Twitter-nya, @ivanlanin.
Ia mengunggah tangkapan layar informasi dari WHO mengenai alasan pengubahan frasa social distancing menjadi physical distancing.
(Mela Arnani)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Alasan dan Makna WHO Mengubah Social Distancing Jadi Physical Distancing")