Galli menjelaskan, ketika situasi darurat memburuk dengan cepat selama sebulan terakhir, Italia memfokuskan pengujiannya hanya pada orang-orang yang menunjukkan gejala parah di daerah-daerah dengan intensitas epidemi tinggi.
Hasilnya, kata para ahli, angka yang saat ini tersedia menghasilkan suatu distorsi statistik.
"Ini menyebabkan peningkatan tingkat kematian karena didasarkan pada kasus yang paling parah dan bukan pada total mereka yang terinfeksi," kata Galli.
Baca Juga: Setelah Corona, China Kembali 'Dihantui' Virus Lama yang Muncul Kembali yang Tewaskan Satu Orang
Virus corona dapat memakan waktu hingga 14 hari sebelum infeksi menjadi gejala, seperti demam dan batuk kering. Dan selama periode inkubasi, pasien tanpa gejala berpotensi menularkannya.
Para ahli percaya inilah yang disebut 'transmisi sembunyi-sembunyi' yang telah mendorong penyebaran wabah dengan cepat, menginfeksi komunitas yang tetap tidak sadar sampai mereka merasakan gejala dan diuji.
Pada 15 Maret 2020, Italia telah melakukan sekitar 125.000 tes.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR