"Tentunya idealnya menggunakan metode swap yang kita lakukan PCR, tetapi pada kondisi ini keterbatasannya sehingga kita bisa memanfaatkan pemeriksaan rapid test ini dengan pengawasan dan alur yang kita supervisi terus," ungkap Dennis.
Saat disinggung terkait orang dengan hasil positif pada rapid test, Dennis mengatakan harus diuji PCR lebih lanjut.
"Sampai saat ini WHO dan dari bukti-bukti yang ada memang bilang kalau PCR masih merupakan method of reference saat ini untuk mendiagnosa Covid-19 positif atau tidak."
"Baiknya apabila didapati hasil rapid test yang reaktif atau positif itu sebaiknya dilanjutkan ke metode PCR," jelasnya.
Baca Juga: Diperingatkan Hingga 'Ribuan Kali', Mengapa Bung Karno Begitu Nekat untuk Nikahi Naoko Nemoto?
Indonesia Datangkan Alat Rapid Test dari China
Pada Senin (23/3/2020) juru bicara penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan ada 125.000 alat rapid test atau pemeriksaan cepat di Indonesia.
Ke-125.000 alat ini akan sudah disebarkan ke sejumlah wilayah Indonesia oleh pemerintah sejak Senin lalu.
Sebelumnya, alat deteksi cepat itu didatangkan dari China.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR