Dennis menjelaskan bahwa sebenarnya metode tes cepat ini sama halnya dengan alat kesehatan lainnya.
Jadi memang membutuhkan uji mendalam kepada data-data yang sudah dikumpulkan untuk menilai efektif tidaknya.
"Jadi rapid test ini sama seperti alat kesehatan pada umumnya, yakni memiliki banyak faktor untuk menentukan akurasinya."
"Nah dari itu kita bisa lihat dari hasil penelitian yang kita lakukan evaluasi atau uji validasi berikutnya untuk menentukan tingkat akurasi rapid test tersebut," jelas Dennis pada tayangan INews (24/3/2020).
"Nah untuk saat ini mungkin kita masih butuh data lebih banyak lagi sampai kita bisa bilang seberapa besar tingkat akurasi dari rapid test," tambahnya.
Namun Dennis menyadari bahwa cara ini merupakan alternatif untuk mendeteksi Covid-19.
Memang sampai saat ini metode paling akurat untuk menentukan terjangkit tidaknya pasien terhadap virus corona adalah melalui uji swap PCR.
Baca Juga: Hadapi Corona: Ini 10 Cara Sederhana dan Alami untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR