"Keamanan konsumen adalah prioritas nomor satu kami," katanya.
Ia menekankan bahwa ibuprofen merupakan obat mapan yang telah digunakan dengan aman selama lebih dari 30 tahun sebagai pereda rasa sakit demam dan pereda nyeri, termasuk dalam penyakit virus.
"Kami saat ini tidak percaya ada bukti ilmiah terbukti yang menghubungkan penggunaan ibuprofen yang dijual bebas dengan pembengkakan Covid-19," tegasnya.
Juru bicara tersebut juga mengatakan bahwa Reckitt Benckiser terlibat dengan WHO, EMA (European Medicines Agency) dan otoritas kesehatan setempat lainnya.
Untuk itu, dalam masalah tersebut mereka akan memberikan informasi atau panduan tambahan yang diperlukan untuk keamanan pengguna produk setelah adanya temuan yang tengah diperbincangkan tersebut.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR