Advertorial

Inilah 7 Jenis Doping Paling Populer yang Digunakan Atlet Demi Kemenangan Instan

Aulia Dian Permata
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com - Semua orang yang berlaga dalam pertandingan sudah pasti ingin kemenangan.

Terlebih lagi untuk para atlet, kemenangan tidak hanya soal medali dan kebanggaan, tapi juga bonus dana yang sangat besar.

Oleh karena itu, banyak atlet yang kemudian melakukan berbagai cara agar menang.

Kalau cara yang dilakukan benar dan sehat, misalnya berlatih lebih tekun tentu tidak masalah.

Baca Juga:Inilah Momen Penyembelihan Hewan Terbesar di Dunia dalam Ritus Keagamaan Bernama Ghadimai

Masalahnya adalah ketika atlet mulai menggunakan doping, yang dilarang keras oleh semua federasi olahraga dunia.

Doping memang dipercaya mampu meningkatkan performa para atlet dengan sangat cepat dan biasanya dilakukan demi kemenangan instan.

Dalam dunia atlet, ada 7 jenis doping yang paling populer, dilansir dari Reuters.

Baca juga:Diduga Sebagai Bangunan yang Melukiskan Bunga Teratai, Benarkah Dahulu Borobudur Dibangun di Tengah Danau?

1. Erythropoletin (EPO)

Hormon ini diproduksi secara alami oleh ginjal manusia dan berguna untuk merangsang produksi sel darah merah di sumsum tulang.

Dengan menyuntikkan EPO, atlet ingin konsentrasi sel darah mereka makin banyak dan memicu kemampuan energi otot.

Doping ini sangat berbahaya karena jika berlebihan bisa menyebabkan sakit jantung, stroke, paru-paru hingga kematian.

2. CERA

CERA bekerja hampir sama dengan EPO tapi kadarnya lebih kuat dan lebih berbahaya.

Atlet beralih ke CERA untuk meningkatkan daya tubuh sekaligus mempercepat proses pemulihan sakit dan luka pada tubuhnya.

3. Steroid Anabolik

Doping ini mirip dengan hormon testosteron yang diproduksi di testis pria.

Hormon ini akan merangsang pertumbuhan otot dan mengurangi kadar lemak dalam tubuh.

Efek sampingnya adalah tekanan darah tinggi, kulit berjerawat, gangguan fungsi hati, perubahan siklus menstruasi, penurunan kesuburan sperma pada pria, impotensi hingga gagal ginjal.

Hormon ini juga berpengaruh pada perilaku seseorang hingga mereka lebih agresif.

Baca Juga:Kecelakaan Tiga Raja Jalanan di Ngawi: Inilah 5 Bus yang Dijuluki Sebagai 'Raja Jalanan' Karena Doyan Ugal-ugalan

4. Human Growth Hormone (HGH)

HGH adalah somatotrophin yang diproduksi alami dalam tubuh untuk merangsang kinerja hati dan mensekresikan insulin.

HGH mampu merangsang [roduksi sel tulang rawan dan menumbuhkan otot.

Efek yang dibawa oleh HGH ini adalah penyakit jantung, nyeri otot dan sendi, hipertensi, dan osteoarthritis.

5. Diuretik

Doping jenis ini digunakan untuk menyamarkan adanya zat terlarang lain dalam tubuh atlet.

Diuretik juga punya efek menurunkan berat badan sehingga sering digunakan untuk memenuhi standar berat badan atlet.

Baca Juga:Begini Gambaran Garis Tangan Orang yang akan Kaya Raya di Masa Depannya. Coba Cek Milik Anda!

6. Insulin

Insulin meningkatkan penyerapan glukosa ke otot agar atlet punya daya tahan tubuh lebih tinggi.

Efeknya cukup berbahaya karena menyebabkan hipoglikemi, tidak sadarkan diri, kerusakan otak hingga kematian.

7. Doping Gen

Doping ini bisa meningkatkan pertumbuhan otot, produksi darah, daya tahan tubuh, dan kekebalan terhadap rasa sakit.

Doping ini menggunakan rekayasa genetik yang disuntikkan dalam tubuh dan efeknya bisa berlangsung jangka panjang.

Semoga atlet-atlet Indonesia bisa berjaya di Asian Gamer 2018 tanpa perlu menggunakan doping apapun.

Dopingnya cukup doa restu dan semangat dari seluruh masyarakat Indonesia, ya!

Baca Juga:Ketika Sekelompok Punk Sengaja Menyuntikkan Virus HIV ke Tubuh Sendiri untuk Mendapatkan Kedamaian dan Kebebasan

Artikel Terkait