Eksploitasinya menuntun Tentara Vietnam Utara memberi hadiah 20 ribu Euro atau 340 ribu rupiah untuk kepalanya.
Ia dijuluki oleh pasukan musuh sebagai The White Feather Sniper karena bulu burung berwarna putih yang selalu ada di topinya.
Targetnya adalah para warga kalangan atas, dan ia selalu berhasil membunuh penembak jitu musuh dengan membunuh dalam jangkauannya.
Ia meninggal tahun 1999 di Virginia Beach, Virginia, atas penyakit Sklerosis ganda.
3. Francis Pagahmagabow (378 pembunuhan)
Sniper asal Kanada ini membunuh 378 korban tentara di Perang Dunia I, dan meninggalkan 300 sisa tentara tetap hidup.
Ia pernah merangkak seberangi no man's land untuk mengambil amunisi dari tentara yang mati setelah rekannya kehabisan amunisi saat dikelilingi pasukan Jerman.
Ia meninggal di Parry Island Reserve tahun 1952 pada umur 61.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR