Istilah "Spanyol influenza" dengan cepat mulai berlaku di Inggris.
Menurut buku Niall Johnson "Inggris dan Pandemi Influenza 1918-19" (Routledge, 2006), pers Inggris menyalahkan epidemi flu di Spanyol pada cuaca Spanyol: "... musim semi Spanyol yang kering dan berangin adalah musim yang tidak menyenangkan dan tidak sehat," demikian bunyi salah satu artikel di The Times.
Dituliskan bahwa debu yang mengandung mikroba disebarkan oleh angin kencang di Spanyol, yang berarti bahwa iklim basah Inggris mungkin menghentikan flu menyebar di sana.
Gejala flu Spanyol
Gejala awal penyakit ini termasuk sakit kepala dan kelelahan, diikuti oleh batuk kering; kehilangan nafsu makan; masalah perut; dan kemudian, pada hari kedua, berkeringat berlebihan.
Selanjutnya, penyakit tersebut dapat memengaruhi organ pernapasan, dan pneumonia dapat berkembang.
Humphries menjelaskan bahwa pneumonia, atau komplikasi pernafasan lainnya yang disebabkan oleh flu, sering menjadi penyebab utama kematian.
Ini menjelaskan mengapa sulit untuk menentukan jumlah pasti yang dibunuh oleh flu, karena penyebab kematian yang terdaftar seringkali adalah sesuatu selain flu.
Pada musim panas 1918, virus itu dengan cepat menyebar ke negara-negara lain di daratan Eropa.
Wina dan Budapest, Hongaria, menderita, dan sebagian Jerman dan Prancis juga terkena dampak yang sama.
Banyak anak-anak di sekolah-sekolah Berlin dilaporkan sakit dan absen dari sekolah, dan ketidakhadiran di pabrik persenjataan mengurangi produksi.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Tewaskan 50 juta orang, inilah pandemi paling mematikan dalam sejarah
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR