Di sisi lain, upaya ini juga membuat Korsel sempat punya jumlah kasus terkonfirmasi kedua terbesar di dunia setelah China, sebelum digeser Italia dan Iran.
Kemudian bagi WNA yang masuk, Korsel menerapkan "prosedur imigrasi khusus" untuk memantaunya selama dua minggu, tanpa harus melarang mereka memasuki negara dengan mata uang won ini.
Misalnya mereka yang datang dari China, termasuk Hong Kong dan Makau tetapi tidak termasuk Taiwan, diperiksa suhu tubuhnya.
Sementara itu informasi kontak domestik mereka diverifikasi dan diharuskan mengisi kuisioner kesehatan.
Mereka juga diminta untuk mengunduh aplikasi diagnosa diri di ponsel dan dikelola secara intensif jika menunjukkan gejala.
Teknologi IT mutakhir dan kamera pengintai di mana-mana pun ditempatkan oleh Korsel untuk melacak sumber infeksi.
Identifikasi kasus bisa dilacak dari transaksi kartu kredit dan ponsel, yang mana informasi ini bisa dipakai untuk menelusuri siapa saja yang melakukan kontak dengan pasien.
Mereka yang berisiko ditempatkan dalam isolasi dan dikelola secara menyeluruh berdasarkan idividu oleh otoritas kesehatan.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR