Mereka adalah para warga yang pindah dari Madura ke Jakarta untuk mencari kerja lebih dari 20 tahun yang lalu.
Seorang warga bernama Munidin (32) telah berjualan dagangan asongan sejak 2011, setiap hari bekerja dari jam 12 siang sampai jam 1 dini hari di sepanjang jalan antara dua mall besar.
Ia biasa mendapatkan 50 ribu rupiah seharinya untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya,
"Aku sama sekali tidak tahu tentang corona, tetapi kalau kami sakit, kami pergi ke puskesmas," ujarnya.
Namun Puskesmas hanya akan menjadi pertolongan kecil bagi siapa saja yang terinfeksi virus Corona. Puskesmas tidak difasilitasi dengan alat uji Corona atau mesin ventilator, dan hanya beberapa puskesmas di Indonesia yang memiliki ranjang untuk pasien yang perlu dirawat inap.
Dr. Arita Magdalena, salah satu ketua puskesmas lokal terdekat menyebutkan, "kami punya alat untuk cek suhu badan, lakukan screening sebagai langkah awal dan memonitor gejala yang ada serta mengecek ke mana saja mereka sebelumnya."
"Jika mereka memiliki kriteria seperti gejala Corona, Puskesmas akan merujuk mereka ke rumah sakit rujukan."
Namun hal tersebut dapat menjadi masalah jika ada lonjakan infeksi, seperti yang ditakutkan banyak pihak.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR