Advertorial
Intisari-online.com - Virus corona, telah menginfeksi lebih dari 100.000 manusia di seluruh dunia.
Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkannya sebagai pandemi, yang membuat semua orang harus ekstra hati-hati.
Selain itu beberapa acara besar dunia terpaksa harus dibatalkan untuk mencegah penyebaran penyakit ini semakin luas.
Hal yang perlu kita ketahui adalah mereka yang terinfeksi virus corona, akan merasakan gatal dan batuk pada tenggorokannya.
Meskipun dianggap serius, peluang setiap orang untuk terjangkit masih sangat rendah.
Selain itu virus corona, dianggap berbahaya karena menyerang saluran pernapasan bagian bawah, jadi salah satu hal yang dirasakan oleh penderita COVID-19 adalah sesak napas.
Selaras dengan pernyataan tersebut, ilmuwan ungkapkan mengenasi sesak napas dan risiko yang dihadapi pasien virus corona di kemudian hari.
Menurut Business Insider, pada Jumat (13/3/2020), orang-orang yang pulih dari infeksi virus corona ternyata masih memiliki dampak pada fungsi paru-paru.
Mereka yang berhasil sembuh dari Covid-19 akan mengalami penurunan kapasitas paru-paru secara substansial.
Otoritas rumah sakit Hong Kong membuat temuan ini setelah mempelajari gelombang pertama pasuen yang keluar dari rumah sakit akibat Covid-19.
Menurutnya, pasien tersebut dinyatakan sepenuhnya sembuh total dari virus corona.
Dari 12 orang dalam kelompok tersebut, dua hingga tiga melihat perubahan kapasitas paru-paru mereka.
Artinya mereka yang memiliki penurunan kapasitas paru-paru akan mengalami penurunan dampak, dan terasa ketika berjalan lebih cepat.
"Mereka terengah-engah jika berjalan sedikit cepat," kata Owen Tsang Tak-yin, direktur medis Pusat Penyakit Menular otoritas, pada Konferensi Pers Kamis, (12/3) menurut South China Morning Post.
"Beberapa pasien mungkin memiliki sekitar 20-30% dalam fungsi paru-paru, setelah pemulihan penuh," katanya.
Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan, karena ada solusi untuk mengembalikannya.
Tsang menambahkan, bagaimanapun, bahwa pasien dapat melakukan latihan kardiovaskular, seperti berenang, untuk meningkatkan kapasitas paru-paru mereka dari waktu ke waktu.
Walaupun terlalu dini untuk menentukan efek jangka panjang dari penyakit ini, pemindaian sembilan paru-paru pasien juga menemukan pola yang serupa.
Semuanya memiliki kerusakan organ dalam posisi yang sama, sebut Tsang menurut South China Morning Post.
CT scan pasien virus corona saat ini menunjukkan ground glass, sebuah fenomena di mana cairan menumpuk di paru-paru hingga menyebabkan bercak putih.
Pemindaian itu diambil dari pasien virus corona pada titik yang berbeda, menunjukkan bahwa tanda paru-paru orang terlihat lebih jelas saat penyakitnya berkembang.
Pada Jumat (13/3), 69.607 orang telah pulih dari COVID-19 dari 128.392 kasus yang dikonfirmasi, menurut data dari Johns Hopkins University.
Lebih dari 4.700 orang telah meninggal karena penyakit ini.
Penyakit ini tampaknya mempengaruhi lansia atau kondisi kesehatan yang lebih buruk daripada demografi lainnya
Gejala paling umum dilaporkan termasuk demam, batuk kering, dan sesak napas, sekitar 80% pasien akan mengalami penyakit ringan.
Semoga kita semua diberi keselamatan, dan terhindar dari penyakit ini.