Intisari-Online.com - Pada saat Arab Saudi meminta pengurangan produksi untuk mengurangi kelebihan pasokan, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk menerkam dan menolaknya mentah-mentah.
Hal tersebut dilakukan karena Putin mengetahui, industri minyak Amerika terbilang rapuh karena dibangun di atas gunung utang yang tinggi.
Melansir CNN, Rusia mengejutkan dunia pada pekan lalu dengan memutuskan aliansinya yang goyah dengan OPEC.
Penolakan Moskow untuk bergabung dengan kartel ditujukan sebagian untuk menenggelamkan perusahaan-perusahaan minyak serpih AS yang mengandalkan harga yang lebih tinggi di lautan minyak mentah murah.
Tujuan Putin adalah merebut kembali pangsa pasar dari pengusaha serpih Amerika, yang pertumbuhannya didorong oleh utang.
Hal itu menyebabkan Rusia kehilangan gelarnya pada 2018 sebagai produsen minyak terbesar di dunia.
"Ini adalah respons untuk mencoba melumpuhkan industri serpih AS," kata Matt Smith, direktur riset komoditas di perusahaan riset energi ClipperData kepada CNN.
Menyegarkan ingatan saja, harga minyak dunia jatuh tajam pada Senin (9/3/2020) setelah Arab Saudi mengatakan akan memangkas harga minyak, sebagai respons membabi buta terhadap langkah Rusia.
Source | : | kontan |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR