Ditulis dalam publikasi berita independen, Byline Times, Werleman menggambarkan kasus virus corona China menerima transplantasi paru-paru pertama di negara itu minggu lalu.
Seorang pria 59 tahun hanya diberi waktu beberapa hari untuk hidup, dengan kerusakan paru-paru akibat virus corona.
Werleman menjelaskan, "Fakta bahwa pasien itu hanya menunggu lima hari setelah mendapatkan pendonor yang memberikan satu set paru-paru yang cocok, menimbulkan pertanyaan besar."
"Bagaimana bisa negara itu menyediakan paru-paru dengan cepat, jika buka dengan ruang lingkup program pengambilan organ ilegal," katanya.
Dia menambahkan bahwa kekhawatiran para Uighur digunakan dalam situasi darurat akibat wabah virus corona.
"Digunakan sebagai backstop darurat, bunuh atas permintaan untuk pasien virus corona China," katanya.
Baca Juga: Menteri Kesehatan Inggris Nadine Dorries Positif Virus Corona
Source | : | Daily Star |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR