Padahal untuk rata-rata negara-negara OECD, hanya 4.5% populasinya memiliki kemampuan baca di bawah tingkat 1.
Kesimpulannya, bahkan kalangan terdidik di Indonesia pun kemampuan literasi membacanya amat jauh tertinggal dari standar global.
Gagal pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
Oleh karena membaca adalah awal dari proses belajar untuk semua bidang yang lain, kenyataan di atas itu sungguh sangat memprihatinkan.
Maka dapat dimengerti bahwa banyak perusahaan piranti lunak asing kesulitan memperoleh SDM di Indonesia karena para calon itu bukan gagal dalam keterampilan teknis tetapi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan yang dijadikan saringan utama dalam menjaring SDM.
Tentu saja, karena kemampuan berpikir tingkat rendah akan digantikan oleh robot.
Bukankah manusia diharapkan mampu berpikir lebih daripada robot?
Bagaimana kita akan maju, bila kita tidak segera memperbaiki daya saing SDM kita dalam hal berpikir ini?
Artikel Selanjutnya:Program Merdeka Belajar Kemendikbud Jaring Ribuan Organisasi dan Relawan (4)
Artikel Sebelumnya: Literasi Membaca Menghasilkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (2)
KOMENTAR