Literasi membaca: pintu gerbang menuju kemajuan
Dulu pengetahuan diidentikkan dengan buku. Sekarang pengetahuan tersaji juga dalam media elektronik.
Anda memperoleh banyak pengetahuan lewat ponsel, lewat internet, selain lewat gambar-gambar bergerak di layar kaca atau layar putih. Mari kita batasi dengan dunia baca-membaca saja.
Dunia kini tersaji lewat layar ponsel Anda. Semua dapat Anda baca di situ.
Tapi untuk dapat memahami, kemudian menyimpulkan, dan menggunakan semua pengetahuan yang Anda baca itu, tak cukup hanya kemampuan mengeja.
Dibutuhkan kemampuan membaca yang disertai kemampuan berpikir kritis. Untuk dapat menilai bahwa suatu materi bacaan itu dapat dipercaya atau tidak, apakah berguna bagi diri Anda atau tidak, diperlukan kemampuan otak yang dengan kritis dapat "mengolah" semua yang dibaca itu.
Orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis tidak akan menelan mentah-mentah apa saja yang diberitahukan kepadanya, baik lewat tulisan atau lewat kata-kata verbal.
Untuk mengevaluasi sistem pendidikan di dunia , sebuah organisasi bernama Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang didirikan pada tahun 1961 mengadakan tes tiga tahunan.
Nama tes itu: Programme for International Student Assessment (PISA). Subjek yang diuji adalah siswa usia 15 tahun di 79 negara.
KOMENTAR