Pada hari Selasa (10/3), Arab Saudi mengatakan, pihaknya akan meningkatkan pasokan minyak ke rekor tertiggi pada bulan April mendatang.
Keputusan ini memperuncing perselisihan dengan Rusia dan secara efektif menolak saran Moskow untuk kembali ke meja perundingan.
Bentrokan negara produsen raksasa minyak, Arab Saudi dan Rusia ini telah memicu penurunan harga minyak mentah sebesar 25% pada awal pekan ini.
Kondisi ini menyeret Wall Street ke zona merah akibat kepanikan investor yang melakukan penjualan besar-besaran. Akibatnya Wall Street terpukul parah dengan penurunan lebih dari 7%.
Mengutip Reuters, Rabu (11/3), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam sebuah panggilan telepon pada hari Senin untuk membahas pasar energi global.
Harga minyak LCOc1 pulih kembali pada hari Selasa, tetapi masih turun 40% pada awal tahun.
Trump, yang kini mencalonkan diri kembali menjadi presiden mengaku mendapat manfaat penurunan harga minyak mentah dunia.
Namun pemerintah AS tetap saja khawatir dengan potensi kebangkrutan di industri serpih AS, yang memainkan peran ekonomi yang semakin penting.
Baca Juga: Berita Hoax dan Kemampuan Literasi Orang Indonesia: Hasil Tes PISA 2018 Siswa-siswa Indonesia
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR