Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini situasi dunia sedang dalam kekhawatiran akibat mewabahnya virus corona.
Untuk mencegah penyebarannya, hampir semua negara membatasi warganya untuk melakukan kunjungan ke luar negeri.
Kemudian, beberapa negara juga membatasi kunjungan orang asing ke negaranya, misalnya Arab Saudi, negara yang menjadi tujuan ibadah umat muslim dari seluruh dunia ini kini melarang siapapun untuk mengujungi negaranya.
Bahkan untuk melakukan ibadah umroh sekalipun, karena kekhawatiran virus corona menyebar.
Akibatnya, kini Mekkah yang biasanya dipenuhi dengan orang-orang ibadah umroh mendadak sepi, tanpa adanya seorangpun yang beribadah.
Melansir Daily Mail, Jumat (6/3/2020) Sebuah foto dan viedeo beredar menunjukkan sekeliling Ka'bah benar-benar kosong.
Padahal halaman Masjidil Haram, tempat di mana Ka'bah berada selalu dipadati umat muslim yang selalu beribadah.
Sementara isu yang beredar, Arab Saudi melarang warganya maupun orang asing untuk mengunjungi situs tersebut selama satu tahun.
Padahal, bulan haji akan jatuh pada bulan Juli dan Agustus pada tahun ini, sedangkan ibadah umroh yang selalu ramai sepanjang tahun.
Artinya Ka'bah hampir tidak pernah kosong seperti saat ini.
Arab Saudi sejauh ini mengkonfirmasi lima kasus virus corona, semuanya pada warga negara yang baru saja kembali dari Iran yang menjadi pusat penyebaran di Timur Tengah atau kerabat mereka.
Awalnya menganggap wabah itu sebagai 'bukan masalah besar', para mullah (petinggi) Iran tampaknya telah menyadari dengan skala krisis, bahkan shalat Jumat dibatalkan di kota-kota besar untuk mencegah penyebaran penyakit.
Itu terjadi setelah pasukan ditempatkan pada siaga untuk membantu menangani krisis, perjalanan antara kota-kota besar dibatasi, situs suci didisinfeksi, dan 54.000 tahanan yang telah diuji negatif dibebaskan untuk menghentikan penyebarannya di penjara.
Negara ini juga mendesak masyarakat untuk 'tidak' menggunakan uang kertas karena berisiko menyebarkan virus corona.
Pejabat Palestina juga mengumumkan pada hari Kamis bahwa Gereja Kelahiran Yesus di kota alkitabiah Bethlehem akan ditutup tanpa batas waktu.
Itu terjadi setelah dugaan kasus pertamavirus coronadilaporkan di wilayah mereka.
Langkah ini dilakukan hanya beberapa minggu sebelum Paskah, ketika ribuan peziarah datang untuk beribadah di situs tersebut dibangun di atas tempat kelahiran Kristus yang terkenal.
Gereja Kelahiran ditutup setelah kecurigaan bahwa empat warga Palestina telah tertular virus tersebut.
Hal itu mendorong serangkaian tindakan, termasuk melarang semuapengunjung hinggawaktu yang tidak ditentukan dan menutup tempat-tempat ibadah lain di Betlehem selama dua minggu.
Dibangun di atas gua tempat orang-orang Kristen percaya bahwa Yesus dilahirkan di sana, gereja itu bergabung dengan daftar tempat-tempat wisata dan suci yang ditutup.
Hal itu dilakukan di tengah meningkatnya ketakutan akan penyebaran virus, yang telah menginfeksi puluhan ribu dan menewaskan lebih dari 3.000 orang. secara global.
"Kami menghormati instruksi dari otoritas terkait," kata Wadie Abunassar, seorang penasihat pejabat gereja Katolik di Tanah Suci.
"Keamanan lebih dulu," katanya.