Cermati tanda-tandanya
Dr. R.B. Ontowirjo H.P., Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Ibu dan Anak Harapan Kita, Jakarta, menjelaskan, seseorang mengalami ketidakseimbangan hormon atau tidak bisa diketahui lewat sebuah tes.
Saat hasilnya positif, ujar Ontowirjo, keguguran memang tak bisa dihindari.
Hal ini dikarenakan, pada awal kehamilan 1-3 bulan, peran hormon sangat penting. Jika tidak seimbang, janin bisa tidak berkembang.
Ini sekaligus menjawab beberapa asumsi yang mengatakan bahwa tidak berkembangnya janin dikarenakan kandungan lemah.
Bagi mereka yang memiliki pengalaman keguguran lantaran faktor hormon, maka ketika menunjukkan tanda-tanda kehamilan, segeralah melakukan terapi hormon.
Biasanya dengan pemberian pil hormon di awal usia kehamilan.
Keguguran juga bisa disebabkan oleh kista atau tumor jinak yang ada pada rahim.
Jika dibiarkan terus berkembang, ia akan mengganggu penempelan plasenta.
Akibatnya plasenta tidak mendapat kiriman darah yang cukup sehingga janin hanya mampu bertahan 2-3 bulan.
Ada kalanya, plasenta justru menempel di tempat lain, pada saluran tuba falopi misalnya. Ini juga tidak akan bertahan lama, 2-3 bulan dan setelah itu mati.
Ada kalanya keguguran disebabkan oleh “bibit yang kurang bagus”.
Dalam artian, sel telur atau sperma yang kurang bagus sehingga janin tidak terbentuk normal dan mudah gugur.
Rata-rata ini terjadi pada perempuan yang hamil setelah berusia 35 tahun dengan suami lebih dari 45 tahun.
Terima tidak terima, kualitas sel telur atau sperma di usia ini tidak sebagus saat masih muda.
Langkah antisipasinya, setelah keguguran pertama, maka lakukanlah kuret atau pembersihan rongga rahim sebersih mungkin.
Tindakan kuret yang tidak benar-benar bersih menyebabkan masih adanya jaringan yang tertinggal.
Saat demikian, otak seolah merespon bahwa perempuan itu masih mengandung. Akibatnya, sel telur tak mau tumbuh lagi.
Perlu dicermati, jangan pernah membersihkannya dengan tangan, bukan sel telur yang subur, justru infeksi yang nantinya didapat.
Ini juga harus menjadi perhatian para ibu.
Jangan mentang-mentang sudah pernah melahirkan dengan selamat, terus tidak terpikir sedikit pun bahwa keguguran suatu saat juga bisa datang.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR