Pihak bisnis pemakaman di Hong Kong pun mengungkapkan keluhannya.
Ketua Asosiasi Bisnis Pemakaman di Hong Kong, Kwok Hoi-pong, mengatakan kepada Post, bahwa larangan sementara itu juga mencakup pengiriman 'peti mati jadi' ke Hong Kong.
Menurutnya, Provinsi Guangdong sendiri menyumbang 99 persen peti mati yang digunakan di kota itu.
Sementara permintaan mereka berkisar antara 120 hingga 140 peti mati per harinya.
"Asosiasi kami bertemu pada 1 Februari dan menyadari bahwa kami kehabisan stok," katanya.
Bahkan, kondisi tersebut bisa menjadi lebih buruk lagi jika pabrik peti mati terus menerut tidak melakukan produksi.
"Dalam skenario terburuk, stok bisa mengering dalam waktu seminggu," katanya.
Untuk itu, mereka meminta bantuan pemerintah Hong Kong.
Source | : | asiaone.com |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR